#Box-Banner-ads { margin: 0px; padding: 5px; text-align: center; } #Box-Banner-ads img { margin: 0px 4px 4px 0px; padding: 3px; text-align: center; border: 1px solid #c0c0c0; } #Box-Banner-ads img:hover { margin: 0px 4px 4px 0px; padding: 3px; text-align: center; border: 1px solid #333; }

Minggu, 21 Februari 2016

My Pride is 1976



Penulis Fakhis S.F. (17 Mei 2011)
Support your local football team
            Sepak Bola adalah olah raga paling popular di Indonesia bahkan dunia,sepak bola adalah sebuah olahraga permainan yang dimainkan oleh 11 pemain dalam waktu 2 x 45 menit,cara bermainnya adalah saling mengumpan antar pemain dan menendang kearah gawang dan masuk ke gawang atau biasa disebut GOL,,siapa yang mencetak gol paling banyak adalah pemenangnya. Aku dilahirkan dari keluarga biasa,Ayahku bekerja sebagai Pegawai Negeri dan Ibuku bekerja sebagai karyawan di bank,kakek dari Ayahku hanya seorang buruh di pabrik rokok sedangkan kakek dari ibuku hanya mantan anggota Polisi/ABRI. Tetapi dari perbedaan ini ada sebuah persamaan,yaitu kegemaran menikmati pertandingan sepak bola,keluargaku memang gemar menonton sepak bola di TV.
Oleh keluargaku aku diperkenalkan olahraga sepak bola mulai dari usia balita,sejak kecil bermain sepak bola adalah hal yang populer di desaku,hampir setiap sore aku bermain sepak bola bersama teman-teman, sedikit demi sedikit aku mulai mengerti sepak bola. Setiap orang pasti mempunyai klub atau Negara jagoan masing-masing baik itu di pentas lokal maupun di pentas internasional. Klub asing pertama yang aku kenal adalah Manchaster United,aku mengenal klub ini karena selain juara liga inggris musim 2002/2003 juga karena pemainnya yang hebat seperti David Beckham yang terkenal dengan tendangan bebasnya dan menjadi artis serta model terkenal, juga karena namanya mudah dikenal yang biasa disingkat MU. Klub lainnya yang aku kenal sejak kelas 4 SD dan paling aku sukai dan aku idolakan sampai sekarang adalah Real Madrid,aku menyukai klub ini pertama karena seragamnya warna putih yang terlihat elegan dengan tulisan sponsor BenQ Simens didada,tetapi alasan paling kuat aku menyukai klub ini adalah because I am hunting glory.Real Madrid adalah klub dengan sekumpulan bintang sepak bola,hampir semua orang didunia mengenal seluruh pemain Real Madrid yang berjuluk Los Galaticos (klub bertabur bintang),mulai dari kiper Iker Cassilas,bek tangguh Fernando Hiero,Roberto Carlos dan Michael Salgado,kreatifitas,kecepatan dan umpan akurat dari Zinedine Zidane,Luis Figo,David Beckam,Guti Hernandes dan Javier Saviola serta naluri membunuh ala Ronaldo,Raul Gonzales,Van Nistelroy serta bintang muda Sergio Ramos,Robinho dan Cassano yang memang kelas wahid,klub dengan Line Up terbaik merupakan the dream team dan pastinya akan membuat angker sebuah katredal sepak bola bernama stadion Santiago Bernabeu kebanggaan Madridista. Tak ketinggalan di liga Indonesia adalah Persija Jakarta karena warna orange pada seragamnya yang terlihat mencolok serta ada one man,one hero and one legend,his name is Bambang Pamungkas.
Tetapi diantara kehebatan klub-klub diatas, ada klub yang aku pertama kali mengenal dan mengetahui nama dari sebuah klub,sebuah klub lokal dan medioker yang Ku lihat,Ku dukung,Kubanggakan,nama klub itu adalah PSS sleman.aku mengetahui nama PSS sejak kelas 1 SD dari pergaulan teman-teman dan mulai mengenal mulai kelas 4 SD karena menjuarai Divisi satu liga Indonesia.walau aku tidak mendukung langsung distadion yang waktu itu berkandang di Mandala Krida,tetapi aku turut bangga dengan prestasi anak-anak sleman. Musim 2005/2006 aku mulai diajak oleh Bapakku menonton PSS di stadion Tridadi karena stadion Mandala krida dipakai klub promosi baru,yaitu PSIM Yokyakarta. Stadion selalu penuh dikala menonton aksi Marcelo Braga,Anderson Dasilva,Kurniawan Dwi Yulianto,Rochi Putiray dkk bermain,baik orang tua hingga anak-anak,saking sesaknya agar tidak antre panjang Ayahku terpaksa membeli tiket di Calo. Suara gemuruh yang dinyanyikan suporter SLEMANIA dan warga sleman membuat semangat skuad PSS dan membuat grogi dan takut bahkan terkesan angker bagi lawan yang bertandang di stadion Tridadi. Mulai awal-awal kelas 7 atau 1 SMP kutinggalkan atribut HIJAU Slemania dan berganti mengenakan atribut BIRU Brajamusti,aku menonton PSIM karena pengaruh dan ajakan teman-teman,tetapi hanya beberapa bulan saja dan kembali memakai atribut hijau. Seiring pergantian Bupati,kandang PSS pindah menuju rumah baru,kebanggaan baru,serta harapan baru bagi Slemania dan warga Sleman,yaitu stadion Maguwoharjo. Hampir setiap ada pertandingan home aku selalu menyempatkan menonton PSS distadion,”walau hujan keras kukan bersikeras,panas matahari kutidak peduli,super elang jawa selalu dihati,kudukung PSS walau sampai mati,,ayo PSS - ayo PSS,jadi juara bawa sleman ke super liga”. Aku nekat membolos sekolah hingga membohongi pacar hanya untuk melihat 22 orang dilapangan yang saling berebut bola di disebuah tempat bernama stadion Maguwoharjo,ku rela panas-panasan dan hujan-hujanan serta menahan lapar dan rela keluar darah dilutut ku hanya untuk melihat Kau menang.
Entah apa yang ada dipikiran saya,tetapi pada kenyataanya memang seperti itu,PSS sudah seperti menjadi bagian dari diriku. Jika wanita adalah belahan jiwa dan anak adalah buah hati,maka PSS adalah kebanggaan kami,kami tidak malu melihat,menonton dan mendukung tim yang secara kualitas masih dibawah rata-rata,kami tidak malu memakai sebuah kaos bertuliskan Slemania,bahkan anak-anak sekarang mulai aksi vandal meskipun hanya dengan spidol maupun tipe-x.Slemania berdiri tahun 2000,sudah silih berganti katua umum untuk ikut serta memajukan sepak bola yokyakarta,terutama daerah sleman,Slemania menggunakan atribut warna hijau yang merupakan warna seragam home PSS. Setiap ada pertandingan home Slemania selalu setia mendukung PSS di tribun hijau(utara),Slemania mendukung PSS dengan berbagai cara,yang terpenting adalah mendukung dengan membeli tiket,dengan ini PSS akan selalu memiliki dana. Selain membeli tiket Slemania mendukung dengan berbagai aksi,diantaranya dengan menyanyikan yel-yel dengan tangan melambai-lambai mengikuti gerakan seorang dirigen,dengan ini diharapkan para pemain PSS akan bersemangat dan pamain lawan akan grogi dan takut sehingga kita akan dapat melihat ketajaman para striker PSS menjebol gawang lawan sehingga membuat lawan pulang dengan tangan hampa,,sangat senang melihat lawan menangis hehehe.
Tetapi budaya menonton sepak bola di Indonesia juga terjadi di sini, Jogja yang berarti nyaman juga tak luput dari para hooligan Indonesia,di provinsi Daerah Istimewa Yokyakarta (DIY) terdapat 3 klub sepak bola yang juga memiliki supporter yang fanatik,yaitu PSS Sleman dengan Slemania sebagai suporter,PSIM Yokyakarta dengan Brajamusti sebagai suporter,dan Persiba Bantul dengan Paser Bumi sebagai wadah suporter. Pertandingan diantara 3 klub ini sering disebut dengan derby Jogja,ketiga klub ini akan bersaing untuk menunjukan siapa yang menjadi klub terbaik di kota Jogja, karena tensi pertandingan yang tinggi dan penuh gengsi,klub tidak segan-segan untuk memberikan bonus yang sangat besar untuk memenangkan laga bertajuk derby jogja ini,para pemain saling adu skill dan kemampuan hingga memungkinkan keluarnya kartu kuning hingga kartu merah yang jumlahnya tidak akan terkira. Karena gengsi ini,hingga menjulur hingga luar lapangan,yaitu suporter,seperti pertandingan Persija-Persib atau Persebaya-Arema pasti pihak kepolisian akan sigap dalam kondisi apapun karena bentrokan antar suporter antara pertandingan diatas,tetapi suporter tersebut bisa berteman atau yang umum disebut koalisi,seperti The jak-Aremania dan Viking-Bonek.tetapi kondisi seperti ini rawan kerusuhan. Seperti halnya diatas,3 suporter DIY saling bermusuhan antara Slemania vs Brajamusti vs Paser Bumi. Jika klub mereka saling bertemu maka rawan terjadi bentrok,tetapi tahun 2010 hubungan antara Slemania-Paser Bumi sudah membaik,tetapi untuk Brajamusti masih tetap bermusuhan.meskipun kelakuan para suporter kerap meresahkan warga dan masyarakat,aku tidak malu,peduli apa tentang pendapat mereka terhadap kami,Whatever people says but my pride is PSS Sleman,forza 1976.
PSIM adalah klub kebanggan warga Jogja dengan suporternya bernama Brajamusti (BRAyat JogjA Mataram Utama SejaTI). Tetapi entah mengapa aku sangat membenci klub ini,mekipun aku pernah menjadi pendukung klub ini walau hanya beberapa bulan. Pendukung PSS dan PSIM adalah bagaikan kucing dan anjing,bagaikan air dan minyak,selalu bermusuhan. Kita selalu mendengar bahwa Jogja berarti nyaman,tetapi kelakuan para suporter sering menciderai arti itu. Bisa jadi permusuhan antara pendukung kedua klub ini sama bagaikan El-Clasico yang katanya permusuhan hingga diluar akal sehat, bagaimana mungkin karena hanya berbeda atribut,tulisan hingga warna kaos dapat sampai terjadi bentrok,gesekan dan menjurus kearah tawuran masal,berani rebut asal rame-rame. Aku juga sangat gembira melihat ada perpecahan di kubu suporter PSIM menjadi 2,yaitu Brajamusti dan The Maident gara-gara masalah politik. Menurutku para suporter PSIM ini gila semua,mereka nekat untuk nongkrong bahkan memprovokasi meskipun ada dibasis atau area PSS dengan atribut masing-masing,tak sedikit dari mereka yang terkena luka bacok,termasuk salah satu sahabat baikku saat masih SD,tetapi aku senang bila mengejek pendukung PSIM dan melihat mereka menderita dan menangis. Aku tidak sudi jika nama PSS diejek oleh mereka dan aku pasti akan membalas ejekan mereka baik secara langsung,sms,maupun lewat jejaring sosial.mereka sering berkata bahwa Yokyakarta adalah milik mereka,tapi
“Siapa bilang Jogja satu wilayah
Yang benar Jogja ada lima wilayah
Brajamusti bilang Jogja satu wilayah
Brajamusti nggak pernah sekolah”
 Permusuhan tersebut seakan tidak bisa berdamai antara kedua belah pihak bagaikan sampai kiamat,ckckckc,bahkan ada yang berkata lebih baik masuk neraka dari pada berdamai,w0w. kita harus tidak boleh takut dengan lawan tapi kita harus hormat pada lawan,menjunjung tinggi fair play demi memajukan sepak bola Indonesia. Tetapi entah kenapa hatiku selalu panas dan membenci para pendukung PSIM meskipun banyak mantan sahabat dekatku yang menjadi 13471N64N mataram. Pernah tersembunyi dalam hati dan hatiku berkata “sekarang dan selamanya,sampai anak cucu dan seterusnya Qu benci Brajamusti,The Maident,PTLM,bahkan klub PSIM sekalian”. Dibelahan dunia manapun yang namanya derby pasti panas dan menimbulkan drama tak terduga yang terjadi kemudian. Hands up,raise hand middle finger and say f**k in front of PSIM supporter,karena kita sekota bukan berarti kita saudara.
Memasuki musim baru 2010/2011 ,hati ku berkata bahwa aku harus mengganti atribut warna hijau dengan warna Hitam dan pindah dari tribun hijau menuju tribun kuning(selatan),. Ada beberapa kelompok yang ada di tribun kuning,seperti Ultras PSS 1976 (yang memang sudah beberapa musim berada di tribun kuning) dan Brigser (Brigade Sleman Barat),perlu diketahui bahwa Brigser tahun lalu adalah salah satu laskar milik Slemania, tetapi karena terjadi konflik maka Brigser memutuskan untuk keluar dari Slemania,serta laskar lainnya yang kemudian dikenal dengan nama Brigata Curva Sud (sebutan tribun selatan oleh kelompok suporter di italia),oleh karena itu akupun mengikuti arus. Disini aku merasakan sebuah perbedaan,para suporter di selatan tidak melakukan Mexico wave,mereka hanya bernyanyi dan sesekali mengangkat tangan. jika dihijau(utara) dirigen ada diatas panggung untuk memimpin gerakan Mexico wave,namun di kuning (selatan) dirigen hanya duduk diatas pagar pembatas untuk memimpin rekan-rekan bernyanyi. Aku terlihat sudah kerasan berada di Curva Sud,rasanya nyaman dan mengasyikan serta tidak membosankan,bahkan aku sempat membenci Slemania,waktu itu ketika laga PSS vs Perserui dengan hasil imbang 0-0,ketika injury time kami semua menyalakan flare masing-masing hingga setribun gelap penuh asap,setelah asap mulai hilang terdengar dari tribun utara bernyannyi “Ultras Asu”,ya kami marah dan membalas umpatan serta mengeroyok ketua mereka yang tidak tahu sebabnya dating memukuli anggota kami,mereka dating dan kami dilempari batu deh dan kena lutut ku,hadoh sakit,jadinya fuck Slemania,tapi kita tetep saudara kitakan sama-sama dukung PSS . Kami berusaha sekuat tenaga mendukung dengan cara membeli tiket,bernyanyi dan menyalakan flare,kami biasa menyalakan flare jika sudah injury time pada babak kedua,cara membuatnya mudah,hanya butuh ketlatenan, biaya juga menjadi kendala karena bahan baku yang harganya 80 ribu rupiah per kilo,aku pun pernah rela dan tega menjual kado Ultah berupa jam tangan dari mantan pacar ku hanya untuk mebeli bahan baku tersebut. Meskipun hal itu dilarang polisi,kami tetap nekat untuk membawa dan menyalakan flare-flare kami,flare kami akan selalu menemani perjuangan kalian wahai para punggawa Super Elja,bagiku pribadi menyalakan flare dan smoke adalah sebuah kesenangan dan kebanggaan tersendiri yang mungkin hanya dimengerti oleh saya sendiri for pursuit of happines,hehehe. Kami bangga melakukan aksi vandal mencoret-coret  ditempat umum dengan tulisan PSS,BCS,1976,dll. Bagiku angka 1976 adalah angka keramat dan tidak bisa diganggu gugat. Ku takkan pernah berhenti mendukung PSS karena bagi kami PSS Sleman, Jiwa Raga kami.kami tidak ragu,malu dan takut memakai kaos hitam meski pernah mendapat tekanan dari kubu slemania yang notabanenya sesama pendukung PSS,peduli apa,yang terpenting kita bersama mendukung kebanggaan kita PSS Sleman.”My blood is green,but my T-shirt is black and ready struggle at yellow stand,because we are Brigata Curva Sud 1976”.
PSS menderita kekalahan apalagi dikandang sendiri adalah kesalahan besar yang bagiku tidak pantas dimaafkan dalam kondisi apapun,memang terkadang penonton lebih pintar mengomentari pemain,para pemain boleh saja berkata bahwa kalian para penonton tidak bermain bola dan tidak mengerti perasaan kami jadi tidak usah mengkritik. Tetapi kalian adalah pemain sepak bola professional dan dibayar hingga membuat kami para penonton membayar untuk sekedar melihat kalian bermain sepak bola. “asal kau menang bahagia”,tetapi aku akan sedih dan akan terasa sesak di dada jika kalian seri atau kalah,kalian adalah barisan terdepan menghadapi cemoohan dan hinaan dari rival kota sebelah. Kalian tidaklah sendiri,kami akan selalu ada untuk menemani,hormati lawanmu tetapi jangan takut dengan lawanmu,menang kita rayakan bersama,kalah pun kita tanggung bersama,susah seneng barang dirasake. Menonton sebuah film di bioskop studio 21 dengan seorang cewek dengan tenang,menghayati dan merasakan memanglah sangat menyenangkan,bahkan sampai berangkulan dan pelukan hingga  dalam hatiku ingin mencari kesempatan dalam kesempitan,hehehe. Tapi dalam lubuk hatiku yang paling dalam aku lebih senang dan bangga bila berteriak,memaki dan melakukan tindakan yang tidak fair play di Maguwoharjo stadium. Entah mengapa aku tidak bisa menunjukan emosi ku secara terang-terangan,tapi di stadion seakan semua emosi saya keluar. Aku akan bahagia,melompat-lompat dan bernyanyi sekeras-kerasnya bila kau menang,suatu kesenangan yang tidak didapat dengan menonton film di bioskop,tapi aku juga akan tega dan nekat mencemooh,memaki, berkata kotor hingga nekat melempari benda kearah lapangan kepada pemain maupun suporter lawan bahkan wasit sekalipun yang berusaha menghentikan gerak laju PSS for glory,terbanglah yang tinggi Elang Jawa ku.
Super Elja jadilah juara
Percayalah kami akan selalu ada
Ku bernyanyi tidak akan berhenti
Hanya untuk PSS selalu dihati
Ayo bangkit para Ksatria Super Elja,selalu optimis dan percaya kita bersama satu hati,satu jiwa,satu keyakinan,satu tekad,satu tujuan menuju kemenangan dan juara,kalian ditakdirkan menjadi juara maka tunjukan hasil kerja keras dan mental juaramu untuk menggapai mimpi dan harapan yang lebih tinggi, ayo bersama-sama menuju juara Liga Indonesia dan terus berprestasi di Liga Champion dengan membawa nama besar Indonesia,Amin.
                                    Bersama kita raih juara,kita raih juara,Liga Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read more: http://www.caraseoblogger.com/2013/11/cara-menambahkan-animasi-burung-twitter.html#ixzz3JluQWw4H