Penulis : Fakhis S.F.
(19 Oktober 2011)
Dalam rangka mendaki
gunung Merapi
Sabtu, 15
Oktober 2011 aku dan teman-teman Akmal (Angkatan Muda Al-Huda) akan mendaki
sebuah gunung yang terletak di perbatasan antara DIY dan Jawa Tengah yang juga salah satu gunung paling akif di dunia, yaitu gunung Merapi.
Sebelumnya aku berencana akan menengok salah satu teman kami yang bernama Vika
di rumah sakit Sardjito, namun
karena sudah pulang kerumah maka batal rencana untuk menjenguk Vika. Jam 16.00
setelah aku pulang dari les di Newtron (hahaha promosi) karena aku sudah tau
pembatalan rencana membesuk maka aku pulang sebentar ke rumah dan langsung nongkrong
kerumah teman ku yang bernama Gembul (teman
sekampung)untuk membicarakan rencana nanti malam
dalam rangka mendaki di gunung merapi. Dalam acara nongkrong ada banyak teman kami yang berkumpul, tetapi ternyata hanya 8
orang yang ikut perjalanan ke gunung merapi. Selain membicarakan acara
pendakian ke gunung merapi kami juga membicarakan tentang sepak bola mengenai
duel atau pertarungan sengit dan panas di tanah inggris yang sudah menjadi
tradisi dan sudah mengakar antara Liverpool vs Manchaster United,seperti biasa
kami melakukan judi siapa yang akan menang, aku berdoa semoga
Liverpool yang menang, amin.
Kemudian aku menyiapkan semua keperluan yang akan
dibawa kegunung merapi, mulai
dari bekal makanan, roti, mie instan, air minum, senter, mantol untuk alas
tidur, dan
lain-lainlah karena lupa hehehe. Setelah Shalat Magrib aku berpamitan dengan
keluargaku dan mohon doa restu agar selamat dan sehat meskipun terselip suatu
pikiran jelek dalam hati agar diberi uang hahaha. Kami berkumpul dirumahnya
gembul,ada 6 orang yang ikut yaitu Agus Aria (Agus),Abraham Aji Suseno (Seno),Yogi
Prastiaji (yogex),Riusli Pratomo (Srondol),Nur Arifin (Kucrut) dan saya, sedangkan 2 teman kami
lainya yaitu Nanang Feriawan (Gembul) dan Fadhlan Nur Huda (Padlon) sudah
berangkat terlebih dahulu dan berencana akan bertemu di Base Camp. Kami berenam
berangkat pukul 18.30 untuk menuju base camp yang terletak di Selo, suatu daerah tepat diantara gunung Merapi dan gunung
Merbabu yang termasuk daerah kabupaten Boyolali, kami
melewati Tempel terus menuju arah
Magelang setelah ada pertigaan Blabak
langsung belok menuju arah Ketep, sebelum sampai Ketep ada pertigaan jalan dan
langsung belok kekanan atau lebih tepatnya ke utara,akhirnya sampai ke base
camp. Kami sampai di base camp pukul 20.30 jadi dari rumah membutuhkan waktu 2
jam untuk sampai di base camp. Hal pertama yang kami lakukan adalah memesan
makanan nasi goreng,sambil menuggu nasi goreng aku main hape dulu, telpon ibu,kangen
hehehe. Saat nasi goreng siap santap ohh
iya ada sepak bola,ternyata teman-teman ku dan banyak orang lain sedang menonton
tv,kedudukan 1-0 buat Liverpool yang dicetak oleh Steven Gerrad melalui
tendangan bebas, tentu
hati ku berbunga-bunga (wuss omongan mu kis), tapi pada menit 80
Javier “Chicharito” Hernandes mampu memanfaatkan tendangan sudut dan berbuah
gol,mulutku hanya bias berkata
“waduh gol qiw,imbang dehh”,tapi dalam hatiku yang paling dalam berkata
“b*ngs*t imbang,MU anj**ng, chicarito
j**but”, tapi
itulah aku tidak bisa mengeluar emosi, mungkin beda kalo Real Madrid atau PSS
yang tanding karena kata yang keluar dari
mulutku tidak sesuai kata yang ada di hati ku (fakiz = munafik).
Setelah pertandingan selesai kami hanya mengobrol
dengan satu sama lain, ternyata
yang akan mendaki gunung merapi tidak hanya berasal dari deket-deket sini, sampai ada yang dari
jawa timur dan jawa barat, wow.
Pada jam 21.30 kami memulai perjalanan dan petualangan pun dimulai, kami mentargetkan
sampai di pos 1 jam 23.30. Sebelumnya kami mampir untuk membeli kopi dan
dilanjutkan dengan menyusuri jalan menanjak penuh dengan debu, tapi sebelum itu
kami berdoa terlebih dahulu aga selamat sampai tujuan yang dipimpin oleh
saudara Seno (ketua Akmal baru wkwkwkw), ku nikmati perjalanan ini
dengan rasa gembira menuju pos 1. Bisa dibilang jalur menuju pos 1 adalah jalur
yang paling jauh, Kami
melewati jalan setapak yang penuh dengan debu dan abu bekas letusan Merapi 2010
lalu, tanjakan
demi tanjakan kudaki, dengan semangat dan rasa penasaran yang cukup tinggi
“bagaimana ya rasanya dipuncak gunung merapi nanti hehehe”. Ditengah perjalanan
kami saling menyapa dengan pendaki lain, sok akrap wkwkwkw, hatiku tetap merasa
enjoy meskipun mata klilipan debu dan menghirup banyak debu, meskipun membawa beban
berat seperti 2 botol AQUA ukuran 2 liter dan lain-lain aku tetap semangat.
Namun ditengah perjalanan yang belum ada setengah perjalanan teman ku Fadhlan
sudah tampak kelelahan, akhirnya
kami sepakat untuk bertukar barang bawaan, 2 botol AQUA ditukar
dengan sebotol minuman keras yang sebenarnya lebih ringan “Anggur Merah”. Tapi
rasanya berbeda, meskipun
barang bawaan menjadi lebih ringan tapi rasanya menjadi lebih berat seperti
menanggung dosa, dosa
peminum minuman keras mungkin sudah ditanggung yang membawa kali ya ckckckc.
Rasa enjoy berubah dengan rasa sebal, sangat lelah dan berat gara-gara membawa
“AM”, raut
mukaku biasa saja dan tenang tapi hatiku mengatakan bangs******t, koq egx
nyampe nyampe ya, tapi
apa gunanya sih mengeluh, tetep
semangat Kis. Kami malah hampir salah jalan, wong sudah ada jalurnya
malah mblasak hehehe, halah yang pentingkan keatas
wkwkwkw, kami
berpencar untuk mencari jalan, sempat
terdengar teman kami berkata “cari jalan yang enak saja”, mendengar hal itu dalam
hatiku berkata “jalan paling enak ya jalan kerumah, masuk kamar, terus bubuk, capek naik gunung
mendingan ngimpi naik gunung ajh wkwkwkw”,setelah menemukan jalan setapak
bersama melanjutkan perjalanan. Akhirnya sampai juga di pos 1 yang hanya berupa
batu berukuran hmm lumayan besar pada pukul 23.30 pas sesuai target, hal pertama yang aku
adalah leyeh-leyeh , capek banget kaki
serasa mau patah. Disaat kami beristirahat aku memandangi langit yang terang
karena sinar bulan dan gemerlapnya bintang, memang bener kok terang meskipun
ditengah hutan dan tidak ada listrik.
Ketika beristirahat aku membuka ponsel ku untuk sms
TTM qu dan update status hehehe, tak
lupa memberi kabar kepada bapak ibu wkwkwkw, tapi disana tidak ada
sinyal, waduhh
padahal kangen ew sama yang dirumah (huu manja kamu kis). Kulihat teman-teman
ku juga terlihat murung karena tidak ada sinyal, mungkin kangen juga
kali ya hahaha. 15 menit kemudian kami melanjutkan perjalanan, jalan yang tadi berupa
hutan sedikit demi sedikit berupa bebatuan,. Rasanya tidak ada gunanya
beristirahat tadi karena capek lagi, capek banget, Hoss hoss hoss. Meskipun
berada diketinggian berapalah aku juga ngga ngerti, rasa dingin belum ada, padahal malam hari, di Godean malam hari
udh dingin,di Merapi malah panas karena keringat dan dalam hati sempat berdoa
jelek “semoga dingin”. Jalan yang kami lewati semakin menanjak dengan penuh bebatuan dan sedikit
dami sedikit pohon-pohon besar berubah dengan pohon perdu yang jenisnya sama
semua. Kami tidak lupa untuk beristirahat sejenak, entah sudah berapa kali
kami beristirahat, capek
banget ew, rasanya
pengen masuk kamar dan meloncat ke kasur ditemani bantal dan guling( mimpi naik
gunung ajh biar ngga capek). Sedikit demi sedikit jalan berbatu kami lalui dan
tak jarang kami tergelincir karena licinnya kerikil. Agar tidak lelah aku dalam
hati menyanyikan yel-yel yang biasa untuk mendukung PSS sleman biar semangat, tapi percuma padahal
kalo disekolah pelajaran olah raga saat lari aku biasa menyanyikan lagu meskipun
hanya dalam hati untuk memberi semangat kepada diri sendiri dan tidak mudah
cepat lelah, tetapi
pendakian ke gunung Merapi ini percuma, aku dalam hati curiga
bahwa biang kelelahan ini karena beban dosa yang aku pikul, yaitu Anggur Merah.
Saat perjalanan aku hanya bisa berserah diri kepada Allah dan memohon kekuatan, kucoba mendekatkan diri, kulalui perjalanan
dengan mantap dengan membaca Bismillah. Aku mencoba akrap dengan semua hal yang
ada digunung Merapi ini, tak
ketinggalan ketika aku ingin buang air aku mencari tempat yang pas untuk
menghargai, biar tidak kualat wkwkwkw. Meskipun rasa lelah tetap ada aku tetap
berusaha mendekatkan diri kepada Allah,agar tidak tergelincir dan tidak
terpeleset perlu cerdik dalam penempatan kaki di batu yang benar agar tidak
terpeleset, agar
tidak terpeleset aku berpegangan dengan rumput dan cabang pohon perdu yang
tidak kuat aku dengan yakin bahwa alam sekitar akan menolong ku, Alhamdulillah selamat.
Ketika kami beristirahat aku mencoba memandangi sekitar, diutara terlihat gunung
Merbabu yang waktu itu hanya seperti mangkok yang tengkurap dan berwarna gelap diselingi
indahnya bintang dan bulan, wow
keren, aku terenyuh melihat ini semua,indah sekali, inilah ciptaan Tuhan, jujur aku baru
menyadari kalau ciptaan Tuhan begitu besar dan indah, Subhanallah, aku bersyukur menikmati
perjalanan ini dan yang pasti untuk selanjutnya aku akan bersyukur dengan apa
yang telah Tuhan berikan kepadaku dan aku percaya bahwa itu baik. Hal ini
berbeda dengan teman-teman ku yang dalam perjalanan bisanya cuma misuh (berkata kotor), aku sedikit risi dengan
gerutu dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut mereka, entah itu karena lelah, terpeleset, atau yang lainnya, malah menyalahkan
pohon-pohon . akibatnya ranting daun putus dan mereka terpeleset,sukurin
makanya sama alam tuw bersahabat dan dekatkan diri kalian kepada Allah,jangan salahkan
yang lain dan bisanya Cuma misuh saja
wkwkwkw. Tetapi rasa lelah memang luar biasa seakan kaki mau patah, tapi berjuang kis. Akhirnya
kami sudah melewati jalur dengan batu-batu besar yang berarti sudah sampai
dipos 2,disinilah pikiran kotor dan perbuatan tah terpuji ku dimulai, yaitu vandalisme atau
corat-coret hahaha (ngga jadi bersyukur ne). Dengan bekal tipe-x aksi
corat-coretku dimulai, tulisan PSS 1976, BCS><PSS, Akmal, SNZ, RESIS dan FKZ <3
semua wanita yang pernah mengisi hatiku hehehe, ada Ieznhaa, Lina, Cahyani, Mary,
Fety, juga cewek-cewek yang Cuma Temen Tapi Mesra (Unyu-Unyu hehehe) ada
Nindha, Dhiand, Nia, Joananda, Dima, Lidya, Nana dan Okta, kalian semua telah
ada dalam catatan kehidupan ku dan untuk mendapatkan cinta kalian itu butuh
perjuangan bagaikan mendaki gunung Merapi, seperti pepatah gunung tinggi
kudaki,lautan luas kusebrangi wkwkwkw, untuk semuanya by FKZ.
Setelah kami sampai di pos 3 yang
berupa batu besar dengan tulisan “Jangan beri Merapi sampah” berarti harapan
untuk mencapai puncak semakin besar. Sedikit tanjakan kudaki dan dipuncak
tanjakan itu ada sebuah monument untuk mengenang seseorang yang meninggal
akibat letusan gunung Merapi 30 tahun lalu, aku belum lahir berarti
wkwkwkw. Akhirnya dari tadi hanya naik sekarang jalur mulai menurun dan menuju
sebuah tempat yang luas berupa bebatuan yang bernama Pasar Bubrah, sekitar 200 meter dari
puncak merapi pada pukul 00.30 yang berarti sesuai target 2 jam dari base camp.
Disitu kami mencari tempat yang enak untuk berkemah dan dipilih disamping batu
besar agar tidak terkena angin, kami memang sengaja untuk tidak membawa tenda
dan hanya beralaskan mantol atau jas hujan. Aku berinisiatir untuk membuat mie
instan,wuu sedap, saat aku menikmati mie instan aku melihat punak gunung merapi
dan bintang-bintang,sangat indah, suasana pun terang meskipun tidak ada listrik
bahkan satu sama lain terllihat jelas, tetapi aku memutuskan untuk tidur, maklum kaki udah kaya
mau pata hehehe. Hawa dingin dimulai,hanya bermodalkan jaket dan sarung aku menahan dingin yang menusuk kulit ini, bbbrrrrrr dingin
banget, ku
berusaha memejamkan mata dan akhirnya setengah tidur (setengah tidur
hahaha,abiz gx bisa bubuq dingin ew). Pagi hari jam setengah 5 aku bangun, hal yang aku rasakan
adalah dingin banget, rokok
pun sepertinya tidak ada gunanya,tetapi pemandangannya sangat indah, langit sudah terang, matahari mulai muncul
ditambah dengan gunung Merbabu diutara dan gunung Sumbing dan Sindoro dibarat, aku serasa diatas awan
meskipun aku sudah diatas awan dengan terlihat awan yang seperti kapas serasa
ingin anjlok wkwkwkw (kampungan
kamu kis, terlalu
banyak nonton Sponge Bob kale). Ketika matahari terbit atau Sunrise sangat
indah, tak
lupa photo-photo hehehe,tapi rasa senang itu diganggu dengan hawa dingin,huuu
bbrrr dingin.. aku sarapan dengan bekal nasi yang juga dingin, iya Cuma nasi putih
saja (seperti puasa mutih dan bertapa digunung Merapi cari wangsit saja
hehehe). Pukul 6 suasana sudah terang benderang dan kami melanjutkan ke puncak, tapi barang-barang dan
tas kami tinggal disela-sela seperti gua kecil, aku melihat rombongan
lain sudah mendaki dan medannya buseettt, curam. Tapi aku tidak patah semangat, ”tujuan sudah didepan
mata, mana
mungkin berjalan mundur dasar pengecut”, kata hatiku kepada
diriku sendiri. Ku mulai merayap diantara lautan pasir, begitu susahnya mencari
tempat pijakan yang pas dan tak jarang pula aku kepleset dan ndlosor (ayo apa bahasa indonesianya
ndlosor),buuiiiiih ternyata capek juga, udah mata klilipan
lagi, sepatu
juga penuh pasir. Akhirnya kami dapat melalui ini semua,weiitts perjalanan
belum selesai,sekarang giliran jalur penuh batu,aku mencari tempat pijakan yang
tepat agar tidak terpeleset jatuh serta batu-batu bekas pijakan ku jatuh
mengenai orang lain. Aku sangat berhati-hati dalam hal ini, selalu terdengar
kata-kata “awas batu” yang kurang lebih berarti ada batu yang sedang
menggelinding dan memperingati orang yang ada dibawa agar tidak terkena batu
tersebut, akupun
berhati-hati agar tidak mencelakai orang lain, mungkin
saking peduli dan sayangnya aku sama orang laing jadi gak peduli dan sayang
diri sendiri sehingga aku kurang cermat dan berhati-hati, karena sebuah batu
melintas tepat diatas kepalakku dan berasa karena menyentuh rambut ku,kata
pertamaku adalah” assuuuuuu”, entah
apa yang terjadi jika aku berdiri tegak pasti aku akan celaka, untung aku agak
merayap, Alhamdulillah
ya Allah terima kasih udah sayang sama hamba, huuhhh selamet-selamet.
Ditengah perjalanan aku beristirahat, ketika duduk disebuah batu aku berpapasan
dengan bule perempuan, wuuiii
cantik banget, ketika
bule itu seperti terpeleset aku mengatakan dalam bahasa inggris “becereful
miss” dan dia menjawab”oke oke
thank you”jawab dia sambil
istirahat duduk disebelah ku, kemudian
dia berkata ”my
name is Lisa,what your name”, aku
menjawab “my name is Justin Beiber, my father is David Beckham, what your
country?”tanyaku dengan asal-asalan,”my country is Slovakia”, dengan asal-asalan aku
mengangguk,”can you help me, I
ask for photo, please” kata dia pertanda dia
minta tolong aku memfoto dia dan akupun memfoto dia dengan kameranya”thak
you”,akupun menjawab “you are welcome, miss, becareful”, dan diapun menjawab
“yes, hati-hati”jawab
dia dengan mengerti sedikit bahasa Indonesia. Teman ku Yogex berkata “sok tau
kis, kyo
iso bahasa inggris”,”rag popo, rag
kyo kwe, isone
bahasa binatang, misuh
hahaha”.
Setelah perjuangan yang berat dan
hampir celaka akhirnya sampai tujuan utama, yaitu puncak gunung
merapi. Aroma belerang menyengat, pemandangannya
begitu indah sekali, inilah
ciptaan Tuhan sangat luar biasa dan tidak ada tandingannya. Kawah gunung merapi
begitu besar tapi ujungnya kelihatan koq, provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta ada diujung sana, tinggal lompat udah sampe ke kabupaten
Sleman hahaha. Tidak lupa foto-foto untuk bukti dan kenangan indah bahwa saya
sudah pernah kegunung Merapi (huu pamer, biarin hihihi) dan
kenangan untuk selalu berusaha dalam mencapai tujuan serta menghargai alam juga
ciptaan Tuhan. Kemarin malam aku mengeluh karena capek dan lelah terbayar sudah
dengan kepuasan mendaki sebuah gunung dengan ketinggian kurang lebih 2700
meter, ditambah
dengan panorama indah, rasa
capek pun menjadi hilang, pemandangan
sekitar juga indah dengan latar langit luas beserta awan serta keindahan gunung
Merbabu dan Sumbing-Sindoro, wow
keren seakan tidak ingin pulang hehehe. Pukul 8 cuaca sudah sedikit panas
akhirnya kami memutuskan untuk turun dan pulang. Aku berhati-hati sekali agar
tidak jatuh tergelincir serta tidak menjatuhkan batu yang bisa mencelakai orang
lain tapi juga gak lupa sayang diri sendiri hehehe. Giliran jalan berpasir aku
seperti tidak bisa mengontrol diri seakan-akan aku lari sendiri karena memang
medan dengan kemiringan ekstrim tapi berpasir, tapi enak seperti
terbang hahaaha, tapi
sampai di bawah ya ngglinding, celana
dan sepatuku penuh pasir hehehe. Sampai di pasar bubrah kami istirahat sejenak
sambil mengemasi barang-barang kami, meskipun diketinggian 2000 meter tapi
kok cuacanya panas ya berarti efek global warming sudah mulai tampak ne.
Perjalanan kami kembali dimulai, meskipun
jalur yang kami lalui menurun tapi kelelahan dan kecapekan tidak kalah, kaki serasa mau patah, tak jarang kami break
sebentar. Setelah melewati jalur pohon perdu sekarang melewati hutan,tapi
jalurnya banyak debu,buuhhhh menderita deh,udah mata klilipan mau bernafas
sesak,apa lagi temen ku menuruni gunung sambil berlari wah debu-debunya
mengepul semua,asuu. Entah berapa jam kami menuruni gunung karena yang aku
pikirkan setelah sampai di base camp aku mau langsung ambruk capek banget.
Langkah demi langkah aku lalui ini semua, turun gunung terasa
sama seperti naik gunung, tapi
gak papa yang penting senang dan puas. Akhirnya kami sampai di base camp pukul
10, wah
kaki ku seperti mau patah, teman
ku saja langsung ambruk karena kecapekan, tapi sebelum tidur aku
makan nasi rames dulu ahh laper wkwkwkwk. Setelah aku makan kami langsung
tidur,pukul 12 kami memutuskan pulang ke Godean dan sampai dirumah dengan
selamat.
Banyak pelajaran yang kupetik pada
perjalanan ini dan aku mengambil hikmahnya, menurut ajaran agama Islam minuman keras itu haram
hukumnya, bagi
yang meminumnya dosa, ya
Allah ampunilah dosa ku. Pelajaran selanjutnya adalah kita harus berjuang dalam
mengarungi kehidupan ini, jika
kita ingin terus maju maka kita harus berjuang untuk mencapai apa yang kita
tuju, karena
jika kita mundur maka kita hanya seorang pengecut. Pelajaran ketiga adalah kita
harus pandai bersyukur dalam menjalani hidup ini, karena hidup penuh
perjuangan dan jika kita tidak bersyukur maka hal buruk akan menimpa. Pelajaran
keempat adalah bahwa manusia adalah makhluk social dan satu dengan yang lain
saling membutuhkan, bagiku
teman adalah segalanya dan terima kasih untuk teman-teman yang kompak saling
bahu-membahu dan tolong-menolong terhadap sesame,you are my best friend. Pelajaran selanjutnya adalah bahwa dunia itu luas, jika
kita tidak belajar maka kita hanya bagaikan seekor kodok melihat kubangannya sebagai lautan luas, untuk bergaul
dengan dunia internasional diperlukan kemampuan bahasa inggris yang baik, tapi
kita juga harus ulet, sedikit demi sedikit kita belajar maka kita akan capai
apa yang kita cita-citakan meskipun dengan bahasa inggris yang berantakan
hehehe. Pelajaran lain yang kita petik adalah hargai alam, kita diciptakan di
muka bumi untuk mengelola dan memanfaatkan apa yang ada di bumi ini, oleh
karena itu kita jaga alam sekitar kita dan jangan rusak alam karena jika alam
marah kita sebagai manusia. Terima kasih gunung
Merapi, pengalaman
dan pelajaran yang ku terima dari mu akan selalu aku kenang dan aku gunakan
sesuatu yang bermanfaat.
“Save Our Mother Earth”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar