Penulis Fakhis S.F. (17
Mei 2011)
Support your local
football team
Sepak Bola adalah olah raga paling
popular di Indonesia bahkan dunia,sepak bola adalah sebuah olahraga permainan
yang dimainkan oleh 11 pemain dalam waktu 2 x 45 menit,cara bermainnya adalah
saling mengumpan antar pemain dan menendang kearah gawang dan masuk ke gawang
atau biasa disebut GOL,,siapa yang mencetak gol paling banyak adalah
pemenangnya. Aku dilahirkan dari keluarga biasa,Ayahku bekerja sebagai Pegawai
Negeri dan Ibuku bekerja sebagai karyawan di bank,kakek dari Ayahku hanya
seorang buruh di pabrik rokok sedangkan kakek dari ibuku hanya mantan anggota Polisi/ABRI.
Tetapi dari perbedaan ini ada sebuah persamaan,yaitu kegemaran menikmati
pertandingan sepak bola,keluargaku memang gemar menonton sepak bola di TV.
Oleh keluargaku aku diperkenalkan olahraga sepak
bola mulai dari usia balita,sejak kecil bermain sepak bola adalah hal yang
populer di desaku,hampir setiap sore aku bermain sepak bola bersama
teman-teman, sedikit demi sedikit aku mulai mengerti sepak bola. Setiap orang
pasti mempunyai klub atau Negara jagoan masing-masing baik itu di pentas lokal
maupun di pentas internasional. Klub asing pertama yang aku kenal adalah
Manchaster United,aku mengenal klub ini karena selain juara liga inggris musim
2002/2003 juga karena pemainnya yang hebat seperti David Beckham yang terkenal
dengan tendangan bebasnya dan menjadi artis serta model terkenal, juga karena
namanya mudah dikenal yang biasa disingkat MU. Klub lainnya yang aku kenal
sejak kelas 4 SD dan paling aku sukai dan aku idolakan sampai sekarang adalah
Real Madrid,aku menyukai klub ini pertama karena seragamnya warna putih yang
terlihat elegan dengan tulisan sponsor BenQ Simens didada,tetapi alasan paling
kuat aku menyukai klub ini adalah because
I am hunting glory.Real Madrid adalah klub dengan sekumpulan bintang sepak
bola,hampir semua orang didunia mengenal seluruh pemain Real Madrid yang
berjuluk Los Galaticos (klub bertabur
bintang),mulai dari kiper Iker Cassilas,bek tangguh Fernando Hiero,Roberto
Carlos dan Michael Salgado,kreatifitas,kecepatan dan umpan akurat dari Zinedine
Zidane,Luis Figo,David Beckam,Guti Hernandes dan Javier Saviola serta naluri
membunuh ala Ronaldo,Raul Gonzales,Van Nistelroy serta bintang muda Sergio
Ramos,Robinho dan Cassano yang memang kelas wahid,klub dengan Line Up terbaik merupakan
the dream team dan pastinya akan membuat
angker sebuah katredal sepak bola
bernama stadion Santiago Bernabeu kebanggaan Madridista. Tak ketinggalan di
liga Indonesia adalah Persija Jakarta karena warna orange pada seragamnya yang terlihat mencolok serta ada one man,one hero and one legend,his name is
Bambang Pamungkas.
Tetapi diantara kehebatan klub-klub diatas, ada klub
yang aku pertama kali mengenal dan mengetahui nama dari sebuah klub,sebuah klub
lokal dan medioker yang Ku lihat,Ku
dukung,Kubanggakan,nama klub itu adalah PSS sleman.aku mengetahui nama PSS sejak kelas 1 SD dari pergaulan
teman-teman dan mulai mengenal mulai kelas 4 SD karena menjuarai Divisi satu liga
Indonesia.walau aku tidak mendukung langsung distadion yang waktu itu
berkandang di Mandala Krida,tetapi aku turut bangga dengan prestasi anak-anak
sleman. Musim 2005/2006 aku mulai diajak oleh Bapakku menonton PSS di stadion
Tridadi karena stadion Mandala krida dipakai klub promosi baru,yaitu PSIM
Yokyakarta. Stadion selalu penuh dikala menonton aksi Marcelo Braga,Anderson
Dasilva,Kurniawan Dwi Yulianto,Rochi Putiray dkk bermain,baik orang tua hingga
anak-anak,saking sesaknya agar tidak antre panjang Ayahku terpaksa membeli
tiket di Calo. Suara gemuruh yang dinyanyikan suporter SLEMANIA dan warga
sleman membuat semangat skuad PSS dan membuat grogi dan takut bahkan terkesan angker bagi lawan yang bertandang di
stadion Tridadi. Mulai awal-awal kelas 7 atau 1 SMP kutinggalkan atribut HIJAU
Slemania dan berganti mengenakan atribut BIRU Brajamusti,aku menonton PSIM
karena pengaruh dan ajakan teman-teman,tetapi hanya beberapa bulan saja dan
kembali memakai atribut hijau. Seiring pergantian Bupati,kandang PSS pindah
menuju rumah baru,kebanggaan baru,serta harapan baru bagi Slemania dan warga
Sleman,yaitu stadion Maguwoharjo. Hampir setiap ada pertandingan home aku selalu menyempatkan menonton
PSS distadion,”walau hujan keras kukan
bersikeras,panas matahari kutidak peduli,super elang jawa selalu dihati,kudukung
PSS walau sampai mati,,ayo PSS - ayo PSS,jadi juara bawa sleman ke super liga”.
Aku nekat membolos sekolah hingga membohongi pacar hanya untuk melihat 22 orang
dilapangan yang saling berebut bola di disebuah tempat bernama stadion
Maguwoharjo,ku rela panas-panasan dan hujan-hujanan serta menahan lapar dan
rela keluar darah dilutut ku hanya untuk melihat Kau menang.
Entah apa yang ada dipikiran saya,tetapi pada
kenyataanya memang seperti itu,PSS sudah seperti menjadi bagian dari diriku.
Jika wanita adalah belahan jiwa dan anak adalah buah hati,maka PSS adalah
kebanggaan kami,kami tidak malu melihat,menonton dan mendukung tim yang secara
kualitas masih dibawah rata-rata,kami tidak malu memakai sebuah kaos
bertuliskan Slemania,bahkan anak-anak sekarang mulai aksi vandal meskipun hanya dengan spidol maupun tipe-x.Slemania berdiri
tahun 2000,sudah silih berganti katua umum untuk ikut serta memajukan sepak
bola yokyakarta,terutama daerah sleman,Slemania menggunakan atribut warna hijau
yang merupakan warna seragam home
PSS. Setiap ada pertandingan home
Slemania selalu setia mendukung PSS di tribun hijau(utara),Slemania mendukung
PSS dengan berbagai cara,yang terpenting adalah mendukung dengan membeli
tiket,dengan ini PSS akan selalu memiliki dana. Selain membeli tiket Slemania
mendukung dengan berbagai aksi,diantaranya dengan menyanyikan yel-yel dengan
tangan melambai-lambai mengikuti gerakan seorang dirigen,dengan ini diharapkan
para pemain PSS akan bersemangat dan pamain lawan akan grogi dan takut sehingga
kita akan dapat melihat ketajaman para striker PSS menjebol gawang lawan
sehingga membuat lawan pulang dengan tangan hampa,,sangat senang melihat lawan
menangis hehehe.
Tetapi budaya menonton sepak bola di Indonesia juga
terjadi di sini, Jogja yang berarti nyaman juga tak luput dari para hooligan Indonesia,di provinsi Daerah
Istimewa Yokyakarta (DIY) terdapat 3 klub sepak bola yang juga memiliki
supporter yang fanatik,yaitu PSS Sleman dengan Slemania sebagai suporter,PSIM
Yokyakarta dengan Brajamusti sebagai suporter,dan Persiba Bantul dengan Paser
Bumi sebagai wadah suporter. Pertandingan diantara 3 klub ini sering disebut
dengan derby Jogja,ketiga klub ini
akan bersaing untuk menunjukan siapa yang menjadi klub terbaik di kota Jogja,
karena tensi pertandingan yang tinggi dan penuh gengsi,klub tidak segan-segan
untuk memberikan bonus yang sangat besar untuk memenangkan laga bertajuk derby jogja ini,para pemain saling adu
skill dan kemampuan hingga memungkinkan keluarnya kartu kuning hingga kartu
merah yang jumlahnya tidak akan terkira. Karena gengsi ini,hingga menjulur
hingga luar lapangan,yaitu suporter,seperti pertandingan Persija-Persib atau
Persebaya-Arema pasti pihak kepolisian akan sigap dalam kondisi apapun karena
bentrokan antar suporter antara pertandingan diatas,tetapi suporter tersebut
bisa berteman atau yang umum disebut koalisi,seperti The jak-Aremania dan
Viking-Bonek.tetapi kondisi seperti ini rawan kerusuhan. Seperti halnya
diatas,3 suporter DIY saling bermusuhan antara Slemania vs Brajamusti vs Paser
Bumi. Jika klub mereka saling bertemu maka rawan terjadi bentrok,tetapi tahun
2010 hubungan antara Slemania-Paser Bumi sudah membaik,tetapi untuk Brajamusti
masih tetap bermusuhan.meskipun kelakuan para suporter kerap meresahkan warga
dan masyarakat,aku tidak malu,peduli apa tentang pendapat mereka terhadap kami,Whatever people says but my pride is PSS
Sleman,forza 1976.
PSIM adalah klub kebanggan warga Jogja dengan suporternya
bernama Brajamusti (BRAyat JogjA Mataram Utama SejaTI). Tetapi entah mengapa
aku sangat membenci klub ini,mekipun aku pernah menjadi pendukung klub ini
walau hanya beberapa bulan. Pendukung PSS dan PSIM adalah bagaikan kucing dan anjing,bagaikan
air dan minyak,selalu bermusuhan. Kita selalu mendengar bahwa Jogja berarti
nyaman,tetapi kelakuan para suporter sering menciderai arti itu. Bisa jadi
permusuhan antara pendukung kedua klub ini sama bagaikan El-Clasico yang katanya permusuhan hingga diluar akal sehat,
bagaimana mungkin karena hanya berbeda atribut,tulisan hingga warna kaos dapat
sampai terjadi bentrok,gesekan dan menjurus kearah tawuran masal,berani rebut asal rame-rame. Aku juga
sangat gembira melihat ada perpecahan di kubu suporter PSIM menjadi 2,yaitu
Brajamusti dan The Maident gara-gara masalah politik. Menurutku para suporter
PSIM ini gila semua,mereka nekat untuk nongkrong bahkan memprovokasi meskipun
ada dibasis atau area PSS dengan atribut masing-masing,tak sedikit dari mereka
yang terkena luka bacok,termasuk salah satu sahabat baikku saat masih SD,tetapi
aku senang bila mengejek pendukung PSIM dan melihat mereka menderita dan
menangis. Aku tidak sudi jika nama PSS diejek oleh mereka dan aku pasti akan
membalas ejekan mereka baik secara langsung,sms,maupun lewat jejaring sosial.mereka
sering berkata bahwa Yokyakarta adalah milik mereka,tapi
“Siapa bilang
Jogja satu wilayah
Yang benar Jogja
ada lima wilayah
Brajamusti
bilang Jogja satu wilayah
Brajamusti nggak
pernah sekolah”
Permusuhan tersebut seakan tidak bisa berdamai
antara kedua belah pihak bagaikan sampai kiamat,ckckckc,bahkan ada yang berkata
lebih baik masuk neraka dari pada berdamai,w0w. kita harus tidak boleh takut
dengan lawan tapi kita harus hormat pada lawan,menjunjung tinggi fair play demi memajukan sepak bola
Indonesia. Tetapi entah kenapa hatiku selalu panas dan membenci para pendukung
PSIM meskipun banyak mantan sahabat dekatku yang menjadi 13471N64N mataram. Pernah tersembunyi dalam hati dan hatiku berkata
“sekarang dan selamanya,sampai anak cucu dan seterusnya Qu benci Brajamusti,The
Maident,PTLM,bahkan klub PSIM sekalian”. Dibelahan dunia manapun yang namanya derby pasti panas dan menimbulkan drama
tak terduga yang terjadi kemudian. Hands up,raise hand middle finger and say
f**k in front of PSIM supporter,karena
kita sekota bukan berarti kita saudara.
Memasuki musim baru 2010/2011 ,hati ku berkata bahwa
aku harus mengganti atribut warna hijau dengan warna Hitam dan pindah dari
tribun hijau menuju tribun kuning(selatan),. Ada beberapa kelompok yang ada di
tribun kuning,seperti Ultras PSS 1976 (yang memang sudah beberapa musim berada
di tribun kuning) dan Brigser (Brigade Sleman Barat),perlu diketahui bahwa
Brigser tahun lalu adalah salah satu laskar milik Slemania, tetapi karena
terjadi konflik maka Brigser memutuskan untuk keluar dari Slemania,serta laskar
lainnya yang kemudian dikenal dengan nama Brigata Curva Sud (sebutan tribun
selatan oleh kelompok suporter di italia),oleh karena itu akupun mengikuti
arus. Disini aku merasakan sebuah perbedaan,para suporter di selatan tidak
melakukan Mexico wave,mereka hanya
bernyanyi dan sesekali mengangkat tangan. jika dihijau(utara) dirigen ada
diatas panggung untuk memimpin gerakan Mexico wave,namun di kuning (selatan)
dirigen hanya duduk diatas pagar pembatas untuk memimpin rekan-rekan bernyanyi.
Aku terlihat sudah kerasan berada di Curva Sud,rasanya nyaman dan mengasyikan
serta tidak membosankan,bahkan aku sempat membenci Slemania,waktu itu ketika
laga PSS vs Perserui dengan hasil imbang 0-0,ketika injury time kami semua menyalakan flare masing-masing hingga setribun gelap penuh asap,setelah asap
mulai hilang terdengar dari tribun utara bernyannyi “Ultras Asu”,ya kami marah
dan membalas umpatan serta mengeroyok ketua mereka yang tidak tahu sebabnya
dating memukuli anggota kami,mereka dating dan kami dilempari batu deh dan kena
lutut ku,hadoh sakit,jadinya fuck Slemania,tapi kita tetep saudara kitakan
sama-sama dukung PSS . Kami berusaha
sekuat tenaga mendukung dengan cara membeli tiket,bernyanyi dan menyalakan flare,kami biasa menyalakan flare jika sudah injury time pada babak kedua,cara membuatnya mudah,hanya butuh
ketlatenan, biaya juga menjadi kendala karena bahan baku yang harganya 80 ribu
rupiah per kilo,aku pun pernah rela dan tega menjual kado Ultah berupa jam
tangan dari mantan pacar ku hanya untuk mebeli bahan baku tersebut. Meskipun
hal itu dilarang polisi,kami tetap nekat untuk membawa dan menyalakan flare-flare kami,flare kami akan selalu menemani perjuangan kalian wahai para
punggawa Super Elja,bagiku pribadi menyalakan flare dan smoke adalah
sebuah kesenangan dan kebanggaan tersendiri yang mungkin hanya dimengerti oleh
saya sendiri for pursuit of happines,hehehe.
Kami bangga melakukan aksi vandal mencoret-coret ditempat umum dengan tulisan PSS,BCS,1976,dll.
Bagiku angka 1976 adalah angka keramat dan tidak bisa diganggu gugat. Ku takkan
pernah berhenti mendukung PSS karena bagi
kami PSS Sleman, Jiwa Raga kami.kami tidak ragu,malu dan takut memakai kaos
hitam meski pernah mendapat tekanan dari kubu slemania yang notabanenya sesama
pendukung PSS,peduli apa,yang terpenting kita bersama mendukung kebanggaan kita PSS Sleman.”My blood is green,but my T-shirt is black
and ready struggle at yellow stand,because we are Brigata Curva Sud 1976”.
PSS menderita kekalahan apalagi dikandang sendiri
adalah kesalahan besar yang bagiku tidak pantas dimaafkan dalam kondisi
apapun,memang terkadang penonton lebih pintar mengomentari pemain,para pemain
boleh saja berkata bahwa kalian para penonton tidak bermain bola dan tidak
mengerti perasaan kami jadi tidak usah mengkritik. Tetapi kalian adalah pemain
sepak bola professional dan dibayar
hingga membuat kami para penonton membayar
untuk sekedar melihat kalian bermain sepak bola. “asal kau menang
bahagia”,tetapi aku akan sedih dan akan terasa sesak di dada jika kalian seri
atau kalah,kalian adalah barisan terdepan menghadapi cemoohan dan hinaan dari
rival kota sebelah. Kalian tidaklah
sendiri,kami akan selalu ada untuk menemani,hormati lawanmu tetapi jangan
takut dengan lawanmu,menang kita rayakan bersama,kalah pun kita tanggung
bersama,susah seneng barang dirasake.
Menonton sebuah film di bioskop studio 21 dengan seorang cewek dengan
tenang,menghayati dan merasakan memanglah sangat menyenangkan,bahkan sampai
berangkulan dan pelukan hingga dalam
hatiku ingin mencari kesempatan dalam kesempitan,hehehe. Tapi dalam lubuk
hatiku yang paling dalam aku lebih senang dan bangga bila berteriak,memaki dan
melakukan tindakan yang tidak fair play di Maguwoharjo stadium. Entah mengapa
aku tidak bisa menunjukan emosi ku secara terang-terangan,tapi di stadion
seakan semua emosi saya keluar. Aku akan bahagia,melompat-lompat dan bernyanyi
sekeras-kerasnya bila kau menang,suatu kesenangan yang tidak didapat dengan
menonton film di bioskop,tapi aku juga akan tega dan nekat mencemooh,memaki,
berkata kotor hingga nekat melempari benda kearah lapangan kepada pemain maupun
suporter lawan bahkan wasit sekalipun yang berusaha menghentikan gerak laju PSS
for glory,terbanglah yang tinggi
Elang Jawa ku.
Super Elja
jadilah juara
Percayalah kami
akan selalu ada
Ku bernyanyi
tidak akan berhenti
Hanya untuk PSS
selalu dihati
Ayo
bangkit para Ksatria Super Elja,selalu optimis dan percaya kita bersama satu
hati,satu jiwa,satu keyakinan,satu tekad,satu tujuan menuju kemenangan dan
juara,kalian ditakdirkan menjadi juara maka tunjukan hasil kerja keras dan
mental juaramu untuk menggapai mimpi dan harapan yang lebih tinggi, ayo
bersama-sama menuju juara Liga Indonesia dan terus berprestasi di Liga Champion
dengan membawa nama besar Indonesia,Amin.
Bersama kita raih juara,kita raih
juara,Liga Indonesia.