Sebelumnya, saya buat artikel ini bukan berarti saya adalah seorang komunis...
Saya hanya mau meluruskan pengertian salah yang
telah diajarkan kepada anak-anak bangsa bahwa komunisme adalah atheisme...
Perbedaan Mendasar Antara Komunisme
Dengan Atheisme
Dulu waktu masih SD, kita diajarin di sekolah
bahwa komunis adalah atheis,bahkan sampai sekarang, pandangan yang salah
terhadap komunisme masih mengakar kuat dari anak sekolahan sampai yang sudah
duduk di bangku kuliah masih mendapatkan pelajaran menyesatkan khas Orde Baru
itu.
Belom lagi saat gencar-gencarnya di putar film
G30S/PKI, beberapa adegan di film itu menampilkan masyarakat yang antipati
dengan PKI. Mereka mengatakan bahwa komunis itu masyarakat anti-Tuhan,
sedangkan Indonesia ini berketuhanan yang maha esa. Pandai sekali
penguasa-penguasa Orde Baru melencengkan sejarah, bahkan melencengkan ideologi
politik menjadi sebuah kepercayaan.
Paling parahnya lagi, tidak hanya anak
sekolahan, BAHKAN ORANG DEWASA PUN mengira bahwa komunis itu atheis.
Sebelumnya, bagi yang belum tahu, komunisme merupakan sebuah ideologi politik dan
komunis adalah penganut komunisme. Lain dengan atheisme, atheisme merupakan
sebuah ideologi kepercayaan dan atheis adalah penganut atheisme. Disini saya akan menjabarkan perbedaan Ideologi
Komunis dan Atheis.
KOMUNISME
Komunisme adalah sub-ideologi politik yang didefinisikan dengan ringan
sebagai suatu paham pemerataan stratifikasi sosial dan kepemilikan finansial
kaum buruh dan tani (proletar) dengan kaum pengusaha (borjuis) lewat pendekatan
ekonomi kesejahteraan dan perjuangan rakyat kecil, sehingga tercipta sebuah
persamaan dan kesetaraan hak dan kewajiban. Gerakan komunisme muncul sebagai
koreksi atas ideologi liberalisme yang dianut Eropa, akar ideologi ini dari
Sosialisme.
Sosialisme (tinjauan politik)
adalah kesetaraan strata sosial dan
persamaan hak antara kaum borjuis (pengusaha) dengan proletar (buruh) dan untuk
mencapai tujuan tersebut, negara menjadi suatu alat untuk memfasilitasi
ekonomi, hukum, dan administrasi. Negara bukan tujuan menurut sosialisme
Marxian (berdasarkan pemikiran Marx)
Lawan dari ideologi Komunisme
sendiri adalah Liberalisme, karena
liberalisme memberikan peluang kebebasan seluas-luasnya untuk rakyat dan negara
merupakan fasilitas untuk mencapai kebebasan yang berdaulat tersebut.
Untuk memahami perbedaan ini dengan mudah,
dalam komunisme tidak mengenal istilah
kaya vs miskin, sedangkan dalam liberalisme mengenal istilah konglomerat vs
melarat.
Komunisme diperkenalkan oleh Karl Marx, seorang Yahudi Jerman. Lewat thesisnya bersama Friedrich Engels yg berjudul
"Manifest der Kommunistischen" (Manifesto Komunis). Di dalam
thesisnya itu, dia menulis bahwa agama adalah candu dikarenakan para theis
terkurung dalam kotak yang disebut dogmatik.
Dia menggambarkan ajaran agama tentang doa dan
usaha, para penganut agama cenderung dibutakan dengan "doa" sehingga
gerakan mereka sempit dan terbatas, misalnya, jika kita berdoa semoga rezeki
kita dipermudah Tuhan, maka kita akan melakukan aktifitas-aktifitas terbatas
tanpa angan-angan untuk lebih (setidaknya, itu yg dia lihat di Jerman kala
itu).
Dari sinilah Marx menganalogikan bahwa selama
masih ada agama, berarti penindasan masih subur (penindasan bukan disebabkan
agama, tapi orang2 berlari ke agama tatkala terjadi penindasan) oleh sebab itu,
para komunis di USSR (Uni-Sovyet) dulu kebanyakan menganut atheisme.
"one hand works is better than a thousand
hands clench"
Maksudnya adalah, orang yg berusaha keras untuk
maju lebih diutamakan daripada berdoa (mengepal maksudnya mengkritik para
penganut agama, dalam hal ini yaitu Kristen). Jadi, bukan dikatakan non-agama,
tapi seharusnya agama jangan dijadikan faktor memperlemah seseorang untuk tidak
berusaha/malas (tidak melakukan revolusi atau perubahan). Di Indonesia sendiri,
PKI (Partai Komunis Indonesia) justru merupakan asimilasi dari 2 partai di
zaman Kolonial Hindia-Belanda, yaitu SI (Sarekat Islam) dan ISDV (Indische
Sociaal-Democratische Vereeniging). Pada saat itu, terjadi perpecahan di kubu
SI, ketika di SI ada peraturan untuk tidak ikut aktif dalam pergerakan revolusi
kemerdekaan Indonesia, maka beberapa kadernya yg cenderung revolusioner tentu
saja tidak setuju dgn peraturan tsb, maka dari itu, mereka berfusi dgn ISDV dan
membentuk PKI.
Tan Malaka yang dahulunya merupakan aktivis
PKI yang memberontak pada Belanda tahun 1926, Tan Malaka (yang akhirnya beralih
dari Komunis Murni ke arah Trotskys) adalah pendiri Partai Murba (Musyawarah
Rakyat Banyak) dan beragama Islam (baik ketika masih komunis maupun
setelahnya), sebagai Muslim Minang, tentu saja agama Islam merupakan fondasi
bagi setiap insan Muslim di Minangkabau, bahkan beliau pernah juga menyampaikan
konsep kerjasama Komunisme dengan pan-Islamisme (yang ditolak di Comintern
karena sifat revolusionernya kurang kuat).
USSR di zaman kepemimpinan Josef Stalin banyak
gereja-gereja dihancurkan dan dijadikan gedung pemerintahan atau bangunan tak
berfungsi, tindakan yang dilakukan Stalin diluar konteks ideologi komunisme.
Selain itu, USSR menganut komunisme yang cenderung revolusioner (diawali oleh
Lenin dan Partai Bolshevik) sehingga tercipta sebuah derivatif baru dari
ideologi komunisme, yaitu Marxis-Leninisme. Jadi, komunisme di USSR berbeda
dengan komunisme di Cina (RRC) dan Korea Utara.
FYI, ideologi manapun semuanya baik
(termasuk ideologi liberalisme, nasionalisme, agama, dsbnya), semua tergantung
"yang menggunakannya", apakah dia itu gila harta? atau gila
kekuasaan? atau gila wanita? atau gila perang/kejahatan? semua itu kembali pada
refleksi kejiwaan.
Bagaimana dengan sosialisme? atheis kah? Jelas
tidak dan tidak ada hubungannya! salah satu pelopor sosialisme beragama Kristen
justru menjunjung tinggi kebebasan beragama, yaitu Voltaire, seorang filosuf
Perancis zaman Renaissance yang terkenal dengan filsafat politiknya dalam
tulisannya yang tajam dan dia mendukung setiap hak-hak manusia, dan kebebasan
sipil, termasuk kebebasan beragama dan hak mendapatkan pengadilan yang tepat.
Di Cina, RRC menganut komunisme, tapi di sana banyak orang Buddha, ada juga yg
Muslim.
Komunisme ala Soviet (marxis-leninisme) atau
China (maoisme) memang berbau atheistik dalam pandangan metafisis-nya, tapi
esensi komunis Marx sendiri bukanlah atheisme. Berbicara atheistik berarti
mengesampingkan "Tuhan" secara non-obyektif sebagai kondisi obyektif,
karena pada dasarnya kepercayaan terhadap Tuhan adalah urusan vertikal per
individu, bukan berarti menolak (dan juga mengiyakan) adanya Tuhan, karena Marx sendiri TIDAK pernah mengatakan "Tuhan itu
tidak ada".
ATHEISME
Atheisme adalah paham yang tidak mempercayai adanya Tuhan, baik
secara wujud atau eksistensinya, dan cenderung memiliki sikap anti-theis dan
heretic (mengkritik agama dengan hinaan dan cacian),biasanya para penganut
atheisme cenderung menganut materialisme absolut, menganalisis penciptaan
sesuatu lewat kosmologi, dan memakia prinsip moralitas tanpa hukum agama.
Atheisme tidak sinonim dengan agnostisisme, tapi agnostisisme satu arah dan
tujuan dngan atheisme.
Agnostisisme (agnostik) adalah paham yang mempercayai adanya Tuhan namun Tuhan tidak
akan bisa dijangkau akal pikiran manusia, baik secara lahiriah maupun batiniah,
dan menolak tradisi-tradisi klenik, termasuk menolak orang-orang yang mengaku
Tuhan, titisan Tuhan, dan utusan Tuhan (arti mudahnya, mereka percaya adanya
Tuhan namun tidak beragama).
Sudah jelas perbedaannya, atheisme
adalah ideologi kepercayaan sedangkan komunisme adalah ideologi politik.
Cap "Atheisme" Orde Baru
LANTAS, ADA APA DGN ORDE BARU?
Mengapa kita diajarkan komunis = atheis? semua
tidak lepas dari unsur politis di balik itu, yaitu rezim pemerintahan Soeharto
di masa Orde Baru. Cerita mengenai G30S/PKI yang melakukan tindakan
pengkhianatan dan pemberontakan (kudeta) terhadap kedaulatan NKRI pada tanggal
30 Sep - 1 Okt 1965, tapi itu semua MASIH KONTROVERSI. Memang tidak bisa
dipungkiri bahwa PKI adalah pelaku G30S, tetapi dalangnya BELUM TENTU PKI,
masih dalam perdebatan panjang (hanya saja penyelidikan dihentikan di masa
Soeharto).
Suharto bersama rezim Orde Baru
mewariskan banyak masalah dan seribu misteri untuk negeri, bahkan hingga akhir
hayatnya pun kebenaran-kebenaran misteri itu masih tetap terpendam. Orde Baru
mewariskan tradisi kejahatan semacam korupsi, kolusi, nepotisme yang membudaya
hingga sekarang, ia juga membawa negeri ini yang dulu mandiri menjadi negeri
penghutang dan tunduk pada pihak asing, baca http://idws.in/312963
Ketika peristiwa kudeta APRA yg dilancarkan
Raymond Westerling (Kapten KNIL) ternyata didalangi Sultan Hamid II (kepala
negara boneka Kalimantan), back to G30S/PKI, dalangnya bisa jadi Soeharto itu
sendiri, dari beberapa versi, salah satunya versi Soegeng, Soegeng adalah
seorang tukang kebun Istana Bogor saat itu. Dia menceritakan bahwa suatu ketika
ajudan Presiden Soekarno mengetuk pintu kamar Soekarno dan Soekarno membukanya
(ajudan hanya boleh mengetuk pintu bila sesuai schedule, sedangkan Bung Karno
saat itu sedang beristirahat di jadwal kosong, sungguh lancang sekali ajudan
itu ngetuk2 pintu kamar Presiden). Lalu, ajudannya itu memberikan sebuah
dokumen yang harus ditandatangani beliau (yaitu dokumen Supersemar), dan ketika
akan dibaca Soekarno, dia melihat ajudan itu menodongkan pistol ke pinggang
Soekarno ysng sedang duduk membuka-buka dokumen tersebut.
Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret 1966)
adalah surat berisi perintah kepada Jenderal Soeharto untuk menertibkan
keamanan dalam negeri karena G30S/PKI. Keberadaan Surat Perintah Sebelas maret
(Supersemar) 1966 yang sampai sekarang tidak jelas keberadaannya. Padahal, itu
adalah catatan sejarah penting yang bisa membuka seluruh permasalahan saat itu.
Jika mengacu versi Soegeng, isi surat tersebut memang terlihat seperti
penyerahan mandat kekuasaan (apalagi tidak tertulis batas waktu) dan upaya
tersebut mulai berhasil sampai akhirnya pidato "Nawaksara" Soekarno
di depan Sidang Umum ke-IV MPRS ditolak MPRS.
Pidato pertanggungjawaban presiden atas
G30S/PKI tersebut justru ditolak secara aklamasi (entah apakah ada lobi dari
antek Soeharto-kah di dalamnya atau tidak) dan sebaliknya, MPRS mencabut mandat
Soekarno sebagai presiden dan melimpahkan mandat kepala pemerintahan kepada
Soeharto (yaitu sebagai pejabat presiden).
Justru, Soeharto ketika menjabat sebagi kepala
negara menetapkan Soekarno sebagai tersangka dalang G30S/PKI, karena Soekarno
sedang sakit parah, maka dia ditetapkan sebagai tahanan rumah di Wisma Yasa...
Di zaman Soeharto, Soekarno tidak lagi
dipandang sebagai "founding father of Indonesia" tetapi dipandang
sebagai "masterminder of G30S/PKI". Terlebih lagi, Soekarno memang
dikenal berhubungan akrab dengan D.N. Aidit (Ketua Umum PKI), apalagi beliau
pernah mencanangkan ideologi Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) ketika
memimpin Indonesia (saat itu tercipta poros axis Jakarta-Beijing) tentu saja
hal ini dimanfaatkan Soeharto. Terlebih lagi, ketika G30S/PKI berjalan, semua
"Dewan Jenderal" mati dibunuh kecuali Soeharto, meskipun alasan saat
itu adalah Soeharto sedang menemani anaknya (Tommy) yg sedang sakit di Rumah
Sakit, alasan tersebut sangatlah absurd (karena penculikan para petinggi TNI
oleh PKI tersebut sangatlah terorganisir, mustahil jika PKI melewatkan agenda
jadwal Soeharto).
BIF Komunis = Atheis adalah salah
Itu semua hanyalah semacam
propaganda Orba yang menginginkan dukungan pihak islam setelah G30S. Biasanya saya suka memasang gambar2 propaganda Uni
Soviet di laptop saya, yang kebanyakan lalu teman saya bertanya "Atheis
ya?" Ini membuktikan kalau Atheis sudah diidentikkan dengan Komunisme.
Gerakan-gerakan yang mengaku Neo-Komunisme akhir2 ini juga mengatakan bahwa
mereka Anti-Atheis. Karl Marx menganggap bahwa agama menyesatkan karena menutup
mata dan nalar seseorang terhadap kebiadaban seorang penguasa, yang banyak
contohnya di Eropa, terutama pada zaman perang Katolik vs Kristen. Inilah
alasan kata2 Karl Marx "Agama adalah candu" yang banyak disalah
artikan. Mengikuti kejadian pada zaman itu, agama juga banyak digunakan sebagai
alasan yang digunakan penguasa dan calon penguasa untuk mencari dukungan,
dimana banyak sekarang contohnya di Indonesia. Maka dari itu orang yang
mempelajari ajaran Karl Marx juga selalu berpikiran sama dengan Karl Marx,
apalagi dengan cara di doktrin seperti di Uni soviet. Tentu saja ada Komunis beragama, tapi sangat jarang
karena agama tidak cocok dengan Karl Marx.
Ideologi Agama Bukanlah Refleksi Atau
Ejawantah Agama Tersebut
Para pembaca sekalian yang saya hormati,
Semua yang ada di dunia ini juga
bisa-bisa saja kalao mau dikaitkan satu sama lain misalnya sebagai berikut:
komunis = atheis,
liberalis = zionis,
nasionalis = fasis,
ideologi Islam = anti-Zionis,
kapitalis = imperialis,
anarki = intimidasi,
FPI = preman,
dan masih banyak lagi.
padahal,
komunis ≠ atheis,
liberalis ≠ zionis,
nasionalis ≠ fasis,
ideologi Islam ≠ anti-Zionis,
kapitalis ≠ imperialis,
anarki ≠ intimidasi,
FPI ≠ preman, dstnya..
Di sini saya membagikan pengetahuan
umum, lepas dari unsur pendapat, saya menjelaskan komunis itu politik,
sedangkan atheis itu kepercayaan (terlepas dari pendapat hubungan antara
keduanya).
Kembali lagi ke tulisan Marx. Marx memang
mengusulkan pendapat (berargumen) untuk menghapuskan agama karena agama
merupakan candu, dan kebahagian ilusi akan dirasakan masyarakat. Tapi itu
merupakan pendapat pribadi, selain itu, Komunisme berbeda dengan Marxisme.
Marxisme merupakan teori gerakan politik Komunisme mula-mula, kemudian semakin
diperbaharui sehingga menjadi Komunisme. Komunis tidak ada hubungannya dengan
sebuah kepercayaan dan tidak ada sangkut pautnya, mungkin secara filsafat bisa
diterjemahkan demikian, tapi komunis ini merupakan ideologi politik.
Terus bagaimana dengan Lenin yang mengatakan
“Atheism is a natural and inseparable part of Marxism, of the theory and
practice of scientific socialism”. Komunisme Lenin berbeda, dia memiliki pandangan prinsip lebih kompleks dari
komunisme, dan merupakan fusion dari Marxisme. Kemudian menjadi sebuah partai politik dan walhasil, pandangannya menjadi
ideologi USSR dulu (Marxis-Leninisme) setelah revolusi di Russia menumbangkan
Tsar Russia.
Komunisme itu berasal dari buah pemikiran Karl
Marx. Komunisme tidak begitu menyukai (atau cenderung memusuhi) pemuka agama
yang membelakapitalisme. Setelah masuk ke Indonesia, terjadi pertentangan
antara komunisme dengan gerakan Islamisme. Namun oleh Bung Karno dalam mencoba
untuk mengakurkanya akhirnya melahirkan NASAKOM. Islam di Indonesia berbeda
dengan Kristen di Eropa. Di sini umat Islam adalah pihak yang terjajah dan
mencoba untuk memerdekakan diri dan melawan imperialisme seperti yang
dicita-citakan oleh para kaum sosialis. Jadi kaum sosialis yang membenci
Islamisme adalah kaum sosialis yang berkhianat denganajarannya. Begitu dengan
Islam yang membenci dengan gerakan sosialis, walaupun kaum sosialis memandang
materi. Namun mereka mempunyai tujuan yang sama, menolak penimbunan harta oleh
perorangan dan orang yang lain menderita. Dalam Islam ada Zakat dan pada paham
sosialis menginginkan pembayaran yang wajar kepada kaum buruh. Kedua paham
tersebut sama2 menolak imperialisme dan kapitalisme.
Terus kenapa golongan agama getol sekali
membasmi komunis, hal tersebut sangatlah wajar jika para golongan agama begitu
sangat membenci komunis, di karenakan PKI sendiri dulu juga membujuk kepada
Soekarno untuk membubarkan partai-partai atau organisasi yang berbau agama,
Masyumi korbannya, HMI hampir dibubarkan, tapi yang bukan partai agama juga jadi
sorotan PKI juga dulu, seperti Partai Murba. Maklumlah seperti yang saya
sampaikan di atas, PKI bekerja atas instruksi Comintern dan sesuai visi
Comintern, jadi partai lain selain komunis sebisa mungkin dilikuidasi
(disingkirkan), metode setiap partai berbeda-beda.
Kaalu boleh jujur, bahwa setiap partai politik
manapun tujuan utamanya adalah kekuasaan, baik PKI, Masyumi, PNI, Golkar, PDIP,
Demokrat, semua tujuannya adalah "kursi" kekuasaan, dan di kalangan
agama yang awam, manidstrem mereka mencaetak bahwa komunis adalah bahaya laten
karena mereka adalah atheis. Sejatinya bahaya laten yang sebenar-benarnya
bukanlah komunis akan tetapi Korupsi yang dilestarikan & diwariskan oleh
REZIM ORBA terhadap pada sistem pemerintahan, mental pejabat, TERLALU MENGAKAR
& SULIT DIBERANTAS oleh siapapun pengganti-nya.
Itu semua hanyalah propaganda dari Orba yang
menginginkan dukungan pihak islam setelah G30S. Pernyataan komunis adalah
atheis sangat efektif untuk mengarahkan opini publik bahkan ini sudah dieksploitasi
oleh agen-agen neokolim jauh sebelum kita merdeka. Pemerkosaan terhadap Komunis
: Kontroversi G30S/PKI yang diikuti pembantaian habis-habisan para kader PKI,
diikuti pembuatan filmnya, pemunculan bioskop dan layar tancep sampai pojok
kampung memutar film tersebut. Kurikulum yang menyudutkan ideologi komunis, dan
pengebirian hak keturunan yang "diduga" kader.
Tujuan Propaganda : melanggengkan kekuasaan
Soeharto. skema agar warga indonesia (mayoritas muslim tradisional) tidak
memperhatikan (antipati) terhadap komunism yang progressive, dimatikan.
ditambah Keppres 28/1975. kabur sudah konstituen.
Dampak Propaganda : Soekarno awalnya
"berdalih" menggagas pancasila sebagai wasit dialektika ideologi
secara santun di Indonesia. Termaktub di sana bahwa Negara kita theist (sila
satu). Karena itulah propaganda bahwa Komunis itu atheist juga turut
melenyapkan ideologi komunis dari percaturan politik nasional, dampak lainnya
adalah komunisme gagal fusi dengan Pan-islamism (caliphate ideology), padahal
keduanya memiliki kesamaan kepentingan yakni mengakhiri penjajahan oleh
ideologi kapitalisme.
Apabila kita kilas-balik peristiwa G30S/PKI
1965, kita bisa tarik Benang Merahnya:
1965: kudeta PKI gagal, Marhaenisme
(Sosio-Nasionalisme dan Sosio-Demokrasi) tumbang
1966: Soeharto berada di karir yg
bagus utk menumbangkan Soekarno
1967: Soeharto dipilih MPRS menjadi
Presiden, keluarnya UU PMA/1967
FAKTANYA sampai saat ini: aset bumi dimiliki
asing (Exxon Mobil, Freeport, dll), aset produksi lain dimerger dan diakuisisi.
Perbedaan mendasar dari Marxis-Leninisme,
Maoisme, dan Castroisme
- marxis-leninisme = komunis yang didasari atas pemikiran Marx dan
Lenin, dalam praktiknya, seperti di USSR, mereka memfokuskan diri untuk
menghancurkan kapitalisme, menggerakkan revolusi buruh sedunia, membentuk
persatuan kaum progresif, membentuk Republik Sovyet sedunia untuk menjadi alat
menuju penghapusan negara (transition of state's abolition) - sesuai sosialisme
utopia Marx yang anarkis.
- maoisme = komunis yang didasari atas pemikiran Marx dan Mao,
menekankan pada praktik komunis individual (tidak terikat dengan gerakan
komunis dunia), menekankan pada kesejahteraan kaum tani, membentuk angkatan
tani yang revolusioner (pda saat itu, Mao berprinsip kedaulatan pangan),
maoisme ini agak mirip dengan Juche-nya Korut, namun Juche Korut lebih
nasionalis ketimbang maois.
Castroisme di Kuba, sebenarnya Kuba menganut
marxis-leninisme mula-mula, namun karena USSR menganggap Castrois merupakan
revolusioner yang tanpa diarahkan USSR pun mereka tetap konsisten dan eksis,
dan lagi posisi geografis Kuba dekat dengan USA, maka USSR hanya sebatas
membantu di bidang pertahanan seperti menempatkan misil Kuba di Teluk Babi,
dsbnya, kenapa Kuba masih eksis dan konsisten, tidak lain karena rakyat dan gerilyawannya
merupakan militan yang revolusioner.
KESIMPULAN
Komunisme ala Soviet
(marxis-leninisme) atau China (maoisme) memang berbau atheistik metafisis-nya
akan tetapi berbeda dalam praktek serta penekana gerakannya,dalam pandangan,
tapi esensi komunis Marx sendiri bukanlah atheisme. Berbicara atheistik berarti mengesampingkan
"Tuhan" secara non-obyektif sebagai kondisi obyektif, karena pada
dasarnya kepercayaan terhadap Tuhan adalah urusan vertikal per individu, bukan
berarti menolak (dan juga mengiyakan) adanya Tuhan, karena Marx sendiri tidak pernah mengatakan
"Tuhan itu tidak ada".
Ideologi apapun itu semuanya bagus
itu semua tergantung dengan siapa yang menggunakannya.
Fasisme itu bagus, terutama bila dipimpin oleh diktator yang
polos dan murni hatinya, yang tidak gila kekuasaan, yang tidak haus harta, yang
tidak hobi dengan wanita.
Liberalisme itu bagus, terutama bila dipimpin oleh pemimpin ynag jujur dan
adil, serta terbuka.
Komunisme itu bagus, terutama bila dipimpin oleh pemimpin yang
polos dan murni hatinya juga.
Nasionalisme itu bagus, terutama bila dipimpin oleh revolusioner
yang cinta tanah air dan bangsa, seorang reformis sejati yg sungguh sangat
polos hatinya.